Selasa, 12 November 2013

Taman Sari

Taman Sari adalah kolam air yang dikelilingi benteng setinggi 6 meter merupakan salah satu warisan budaya Keraton Kasultanan Yogyakarta yang masih berdiri kokoh. Taman Sari dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono I, tepatnya tahun 1758. Arsitek bangunan ini adalah bangsa Portugis sehingga selintas seolah-olah bangunan ini memiliki seni arsitektur Eropa yang sangat kuat di samping makna-makna simbolik Jawa yang tetap dipertahankan.
Namun, jika kita amati, makna unsur bangunan Jawa lebih dominan di sini.Sampai saat ini, Taman Sari telah mengalami beberapa kali renovasi sehingga terlihat lebih indah tanpa kehilangkan nilai historis dan estetika aslinya. Letak Taman Sari tidak jauh dari Keraton Yogyakarta, hanya sekitar 300 meter tepatnya di arah barat-selatan Keraton atau di sebelah selatan Pasar Ngasem. Secara administratif, Taman Sari terletak di Kampung Taman, Kecamatan Keraton Kota Yogyakarta.


Konon Taman Sari digunakan sebagai kolam permandian para istri Sri Sultan Hamengkubuwono I. Pada masa itu, Taman Sari digunakan oleh Sultan untuk melihat para istrinya ketika sedang mandi. Untuk itu, di sana ada tempat seperti menara yang dibuat tinggi sebagai tempat untuk mengamati para istri yang sedang mandi tersebut. Bila wisatawan menaiki menara Taman Sari, kenikmatan duduk bersantai diatas sambil mengamati kedua kolam di bagian utara dan selatan menara tersebut akan sangat terasa. Angin berhembus semilir dari sela-sela jendela yang dipasangi jeruji-jeruji kayu yang masih asli, belum pernah diganti sejak pertama kali dibuat lhoo... Selain menikmati pemandangan kolam, tersebut wisatawan juga bisa melihat rumah- rumah penduduk yang berada di sekitarnya yang konon dahulu adalah kebun-kebun buah.

Puas dengan pemandangan dari atas menara, wisatawan dapat kembali turun untuk menjelajahi bagian lain dari Taman Sari. Di bagian ini, ada dapur dengan konstruksi kuno, serta masjid bawah tanah yang cukup unik. Masjid bawah tanah ini terdiri atas dua lantai berbentuk bulat dengan rongga-rongga jendela di bagian luarnya. Ada sebuah kolam kecil berbentuk bulat di tengah masjid serta tangga yang melintang di atasnya sehingga cukup anggun serta memiliki nilai citarasa seni yang tinggi. Selain itu, ada juga terowongan di mana ada salah satu bagian di sana yang dipercaya oleh masyarakat sebagai jalan pintas Sultan menuju laut selatan. Di sisi utara dari terowongan ini ada sebuah bangunan kuno yang masih merupakan bagian dari Taman Sari juga yang berbentuk seperti bangunan bertingkat dengan tempat datar di atasnya. Dari atas sini wisatawan bisa menyaksikan keindahan sekitar karena memang bangunan ini cukup tinggi. Nuansa itulah yang setidaknya bisa membuat wisatawan untuk sejenak merasakan rasanya menjadi Sultan.


Untuk dapat sampai di Taman Sari kita bisa mulai dari Keraton Yogyakarta, perjalanan ke Taman Sari bisa ditempuh dengan berjalan kaki selama 15 menit, atau dengan motor atau mobil selama 5 menit. Bagi yang mau naik becak atau andhong disana ada. Terdapat banyak akses untuk masuk ke Taman Sari melalui jalan kecil di Kampung Taman, tetapi jika pengunjung membawa mobil, akan lebih nyaman masuk Taman Sari melalui gerbang timur, karena di sini terdapat tempat parkir yang cukup luas. Cukup Rp 3.000 untuk tiket masuk dan Rp 1.000 jika wisatawan membawa kamera, maka dikenakan biaya pengambilan gambar. Bagi pengunjung yang ingin mengetahui makna, kegunaan tiap-tiap bangunan dan sejarah Taman Sari, disediakan banyak pemandu wisata yang siap memberikan penjelasan. Tarif bagi pemandu wisata bergantung pada kesepakatan, berkisar antara Rp 25.000,- sampai Rp. 50.000,-









Tidak ada komentar:

Posting Komentar