Sebelumnya tak banyak yang tahu dengan Jembatan Sayidan ini. Nama Jembatan Sayidan perlahan-lahan mulai dikenal oleh para wisatawan dan media seiring dengan kemunculan lagu “Di Sayidan” oleh salah satu grup band ternama di Yogyakarta yaitu Shaggy Dog dan Kampung Sayidan yang ada disebelahnya yang mencetak banyak seniman besar.
Keberadaan Jembatan Sayidan sebagai pintu masuk menuju kawasan ibukota Kraton Yogyakarta dari arah timur, sedangkan Jembatan Serangan dari arah barat. Fungsi tersebut perlahan-lahan pudar setelah Kraton Yogyakarta bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan pembangunan jembatan-jembatan baru di sepanjang aliran Sungai Code.
Saat ini Jembatan Sayidan menjadi salah satu jembatan yang menjadi perhatian khusus dimana dilakukan pembangunan untuk memperindah bangunan jembatan. Di bagian tepi jalan dibangun gapura mirip sebuah benteng yang dibagian atasnya tertulis kata “Sayidan” untuk memperkuat nama jembatan sekaligus nama kampung yang berada disekitarnya. Selain itu pagar pembatas jalan juga dibuat lain daripada yang lain dengan tiang penyangga berbentuk persegi.
Di tepi jembatan terdapat sebuah papan berwarna biru dengan tulisan “Jembatan Sayidan” yang cukup jelas dibaca dari kejauhan dan sepertinya baru ditemukan di Yogyakarta selain Jembatan Serangan. Banyaknya simbol yang memperkuat nama Jembatan Sayidan memberikan pesan bahwa jembatan ini memiliki sejarah yang cukup panjang. Meskipun beberapa pengunjung datang ke jembatan ini hanya sekedar berhenti sejenak dan berfoto-foto, setidaknya jembatan ini kembali ramai dan mendapat perhatian. Buku-buku sejarah pun sangat minim membahas sejarah keberadaan jembatan ini. Tidak ada yang tahu nasib Jembatan Sayidan kedepannya, namun yang pasti semakin hari semakin banyak kendaraan yang melewati Jembatan Sayidan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar