Selasa, 30 April 2013

Telaga Madirda


Telaga Madirda terletak di sebuah cekungan datar. Di sekitarnya adalah bukit dengan tanaman menghijau, jalan desa, dan rumah-rumah penduduk.
Telaga ini tidak terlalau besar, luas airnya hanya sekitar 1000 m2, terletak pada suatu cekungan datar seluas kira-kira 3000 m2. Di sekeliling telaga adalah perbukitan dengan tumbuh-tumbuhan yang menghijau dan rumah-rumah penduduk desa yang bersahaja.
Dengan pasokan air yang cukup, membuat kawasan disekitar telaga menjadi daerah yang subur dan menghijau.


Air Telaga Madirdo sangat jernih, sehinga dasar telaga, batuan yang ada di dalamnya, dan ikan-ikan yang bebas berenang dapat telihat dengan jelas. Yang paling menarik, konon air di telaga ini tidak pernah kering dan tidak pernah berlebih. Debit airnya selalu konstan dimusim kemarau ataupun penghujan. Jadi kapanpun telaga ini dikunjungi, akan selalu terasa sejuk dan segar.
Telaga ini masih relatif alami, belum banyak fasilitas yang disediakan. Bangunan disekitarnya adalah rumah penduduk desa. Hanya ada tambahan fasilitas outbound sederhana yang biasanya malah dipakai anak-anak desa untuk bermain.


Di sekitar lokasi telaga – dalam radius beberapa kilometer – terdapat lima candi Hindu yang diperkirakan merupakan peninggalan Majapahit. Candi yang paling dekat adalah Candi Planggatan, lalu Candi Sukuh, Candi Cetho, Candi Kethek, dan Candi Menggung yang berlokasi dekat Grojogan Sewu. Keberadaan telaga ini kemungkinan masih berhubungan tradisi Hindu Majapahit. Pada setiap menjelang peringatan Nyepi, di telaga ini diadakan upacara Melasti oleh umat Hindu setempat.


Mesikpun merupakan obyek wisata alam yang sangat indah, keberadaan Telaga Madirdo belum banyak diketahui orang. Papan petunjuk lokasi, fasilitas yang ada, dan informasi terkait tempat ini masih sangat minim. Satu sisi, hal ini menyulitkan orang yang ingin berkunjung. Di sisi lain, karena belum banyak pengunjung dan fasilitas buatan manusia, ke alamian tempat ini masih dapat terjaga.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar